TERNATE, Opsinews.com – Ratusan massa aksi yang tergabung di Aliansi Berjuang Bersama Masyarakat Maluku Utara (BBM Malut) melakukan aksi protes terkait kenaikan harga BBM di depan Kampus Unkhair FKIP berakhir kericuhan. Serta mengakibatkan belasan mahasiswa diamankan di Mako Brimob di lingkungan Kelurahan Tafure, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Maluku Utara
Belasan mahasiswa yang diamankan tidak disebut identitasnya satu per satu. Selain itu, terdapat satu bayi laki-laki berusia 5 bulan berinisial (AF) terpaksa dilarikan ke rumah sakit oleh warga Kelurahan Akehuda, Senin (18/4).
Bayi tersebut mengalami sesak napas, akibat menghirup gas air mata yang ditembak personel Brimob Polda Maluku Utara saat membubarkan massa aksi di depan Kampus Universitas Khairun Ternate.
Ibu bayi, Mutia Ahmad (26 tahun), kepada awak media mengatakan, saat gas air mata ditembak dirinya sempat menyembunyikan anaknya di bawah kolong meja. Namun kondisi anaknya semakin parah sehingga dilarikan oleh warga ke bagian belakang rumah hingga dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
“Dia di dalam rumah, torang (kami) kasih bersembunyi dia sampai di dalam kolong meja tapi sama tidak bisa bernapas,” kata, Mutia.
Mutia bilang, kalau tidak di panggil mungkin bayi tersebut bakal tidak ada (Meninggal).
Saat ditanya bayinya dibawah ke Rumah Sakit mana? Iya mengatakan “Belum tahu, saya juga mau kasih keluar saya punya suami jadi saya tidak tahu warga kasih lari di rumah sakit mana bayi saya,” akunya.
Setelah berhasil membebaskan suaminya, Mutia pun mengaku sempat diminta oleh polisi untuk tidak mengumbar masalah anaknya yang terkena dampak gas air mata.
“Dorang bilang diam-diam tidak usah ribut-ribut. Dorang bilang selesai dari sini tidak usah ribut-ribut. Berarti dorang tidak ada tanggung jawab sama sekali. Tidak kasih doi kemari kah untuk berobat dorang cuma suruh saya diam saja,” tandasnya.
Penulis : Amri Pales
Editor : Opsinews.com