JAILOLO, Opsinews.com – Wakil Bupati Halmahera Barat, Maluku Utara. Djufri Muhammad bersama rombongannya Menghadiri acara penganugerahan penghargaan apresiasi warisan budaya tak benda Kementerian Pendidikan, kebudayaan dan Ristek di Taman Fatahillah Kota tua jakarta tadi malam Rabu, (26/10).
Wakil Bupati dan Kadis Pendidikan Halbar serta Kabid Budaya hadir mendampingi Sekda Provinsi Maluku Utara. Penganugerahan penghargaan tersebut berupa sertifikat yang terima oleh perwakilan masing-masing Provinsi dan untuk Maluku Utara diterima oleh Sekda.
Dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Halmahera Barat Djufri Muhammad memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berupaya bekerja keras tanpa pamrih untuk mewujudkan usulan warisan budaya tak benda.
Dikatakan Wabup Djufri, bahwa dari beberapa suku di Halbar bisa dinilai dan disetujui serta diakui menjadi warisan budaya Halmahera Barat dan Indonesia, terutama di staf Dinas Pendidikan Halbar bersama elemen pendukungnya yakni Pemerintah Daerah Provinsi Maluku Utara beserta instansi Dinas Pendidikan beserta Jajarannya, serta para Tim Penilai dari Direktorat Ristek Kementerian Pendidikan.
“Harapan saya agar di zaman yang sangat modern dengan perkembangan teknologi informasi dan digital ini , masyarakat masih tetap menjaga warisan budaya nenek moyang agar tidak punah dan bisa di nikmati oleh generasi kita yang akan datang , selain itu agar warisan budaya ini dipromosikan menjadi obyek wisata dan menjadi daya tarik para turis mengunjungi Halbar,” harapnya.
“Saya juga berjanji untuk mengusulkan lagi pada tahun tahun akan datang, warisan budaya di Halbar yang belum sempat digali,” tambahnya
Lanjut Djufri, bahwa dari 12 Warisan budaya tak benda milik suku-suku di Halmahera Barat yang dianugerahkan sebagai Warisan Budaya Indonesia 2023 diantaranya,
Moloar sahu (suku sahu), Musik wela-wela (suku sahu), Nasi Cala (suku sahu), Hukum dola sior (suku sahu), Worom sasadu (suku sahu), Koboro saya (suku sahu), Baju adat Tala’i padisua (sahu), Bobango adata (suku wayoli), Tatapa (suku wayoli), Tarian sara resero (suku wayoli), Moloar (suku wayoli), Dodengo (moti lo’a).**