JAILOLO, Opsinews.com – Karang Taruna Desa Lako Akelamo menggelar Festival Pantai Lapasi (FPL) tahun 2022. Selain FPL, juga ada kegiatan launching Festival Teluk Jailolo (FTJ). Kegiatan tersebut bertempat di Desa Lako Akelamo, Kecamatan Sahu, Kabupaten Halmahera Barat, Sabtu (19/3).
Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan ekonomi UMKM dan melestarikan alam serta budaya di daerah setempat.
Kegiatan festival dengan tema Ino Ngone Koreho Toma Alam se Budaya itu dilaksanakan selama dua hari. Kegiatan ini diawali dengan opening ceremony yang dibuka langsung oleh Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Barat, Djufri Muhammad, yang didampingi oleh sejumlah Forkopimda Halbar, Dinas Pariwisata Malut, kepala Dinasparpora Halbar, Kapala BPKAD Halbar, Kepala LPP RRI Ternate, Camat Sahu dan Kepala Desa Lako Akelamo.
Ketua Panitia Festival Pantai Lapasi, Muabri F. Dumade dalam sambutannya mengatakan, melalui festival ini sebagai anak muda masa kini bisa membantu desa memperjuangkan ekonomi global dari desa ke nasional.
“Salah satu liding sektor pertanian dan perikanan semua ada di destinasi ini, karena ibu-ibu yang berjualan di pantai Lapasi ini semua dari hasil pertanian,” ungkapnya.
Muabri juga berharap, event Festival Pantai Lapasi ini bisa berkelanjutan dan berkolaborasi dengan Pemkab Halbar. Selain itu juga bisa menjadi agenda rutin pada Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Halbar.
Para penari di festival pantai lapasi, desa lako akelamo, susupu, kecamatan sahu, (Istimewa).
Sementara Sekretaris Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Halbar, Silas Palias mengapresiasi kegiatan festival tersebut, karena meskipun anggarannya sedikit namun kegiatan ini bisa dilaksanakan dengan baik.
Ditempat yang sama, Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Barat, Djufri Muhammad dalam sambutannya sekaligus melaunching FTJ mengatakan, tema yang diangkat pada FPL ini cukup menarik yaitu Ino Ngone Koreho Toma Alam se Budaya atau mari kita kembali ke alam dan budaya yang dimaksudkan ini adalah harus menjaga dan lestarikan alam.
“Salah satu kekhawatiran saya selaku putra disini adalah maraknya penebangan pohon bakau, sagu dan lain lain yang ada di hutan. Selain itu, juga maraknya pengambilan pasir di laut, karena pasir ini merupakan sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui maka akan sedikit jika terus diambil,” pungkas Djufri.
Lanjut Djufri, di Halbar memiliki budaya yang sangat unik seperti orang Sahu yang di dalamnya ada beberapa etnis dan budayanya itu yang cukup rentan sampai saat ini.
“Budaya-budaya sepeti itulah yang unik dan suka dinikmati oleh para turis mancanegara maupun domestik seperti tarian-tarian yang ada di Sahu,” ujarnya.
Djufri bilang, pada FTJ bulan Juni nanti agar ditampilkan tarian kolosal lalayon untuk melibatkan banyak penari sehingga bisa masuk rekor Muri Indonesia.
“Jadi nanti disampaikan kepada seluruh Camat, Kepala Desa dan Kepala Sekolah agar masyarakat dilatih tarian lalayon, sehingga saat tampil di FJT bisa saja menjadi rekor muri,” harapnya.
Usia melaunching FTJ, Wakil Bupati Djufri Muhammad menyerahkan uang tunai kepada panitia FPL senilai Rp 5 juta yang diterima langsung oleh ketua panitia dan bendaharanya.
Penulis : Tim