OpsiNews – Event kebudayaan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XXI yang menjadi bagian dari implementasi pelestarian dan pemajuan kebudayaan sebagai tugas fungsi organisasi. Debut pertama dan pilot project-nya sudah dimulai sejak 2023 silam.
Bertempat di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, Pekan Budaya Kota Rempah (PBKR) 2025 mengusung tema “Merawat Ekosistem Budaya, Melestarikan Tradisi”, merupakan refleksi dari pengembangan konsep pemajuan kebudayaan yang didesain sebagai suatu perayaan, pengingat, dan pelestarian kebudayaan di Provinsi Maluku Utara.
Kepala BPK Wilayah XXI, Winarto, S.S., menyampaikan pentingnya ekosistem budaya sebagai struktur relasional antara individu, komunitas, institusi, serta sumber daya.
“Ekosistem budaya merupakan kesatuan kompleks dari berbagai unsur yang saling berinteraksi, seperti individu, komunitas, institusi, dan sumber daya, yang secara dinamis membentuk, melestarikan, dan mengembangkan nilai-nilai budaya. Unsur-unsur tersebut memiliki keberagaman dan dinamika yang masing-masing memiliki ketergantungan untuk saling menunjang dan melengkapi. Budaya bukan hanya suatu objek tetapi merupakan suatu kumpulan relasi sosial yang memiliki keterkaitan dan saling membutuhkan satu sama lain. Dengan merawat dan menjaga eksistensi ekosistem budaya sehingga tetap berlangsung dan berkembang, pada hakikatnya juga turut memelihara dan melestarikan tradisi budaya yang hidup di masyarakat”, Ujar Winarto.
Pelaksanaan PBKR 2025 dijadwalkan berlangsung pada 17–22 November 2025. Area Festival Teluk Jailolo, Perairan Teluk Jailolo, Kebun Rakyat Lako Akelamo, Rumah Adat Sasadu, serta Villa Gaba terpilih menjadi lokus utama. Rangkaian program disusun untuk memperkuat interaksi budaya, ruang ekspresi, serta kreativitas masyarakat Halmahera Barat.
Perayaan PBKR 2025 dibuka melalui Ritual Sigofi Ngolo pada 17 November pukul 06.00 WIT. Agenda berlanjut pada kegiatan penanaman pohon sagu di Kebun Rakyat Lako Akelamo sebagai simbol ketahanan pangan lokal serta penjagaan bumi melalui praktik budaya. Tradisi Orom Sasadu turut dihadirkan pada 18 November sebagai ritual syukur panen serta peneguhan hubungan sosial masyarakat Sahu.
Pembukaan resmi PBKR 2025 tersaji pada malam hari, 18 November, melalui atraksi tarian kolosal tujuh suku serta berbagai pertunjukan kebudayaan. Ekshibisi Kebudayaan, Pariwisata, serta Expo Ekonomi Kreatif hadir selama lima hari menghadirkan ragam warisan budaya, produk kreatif, wastra, kriya, sampai kuliner khas Maluku Utara.
Diskusi Kebudayaan digelar dengan tiga tema besar: Warisan Budaya Halmahera Barat Pada 19 November 2025 di Rumah Adat Sasadu Desa Akelamo, Ragam Motif Tenun Halmahera Barat Pada 20 November 2025, serta Pergerakan Penetapan WBTB dan Cagar Budaya Halmahera Barat Pada 21 November 2025 di Villa Gaba. Ekspresi seni masyarakat juga ditampilkan melalui film budaya, tari tradisional, musik tradisional, serta karya kreatif komunitas.
Rangkaian PBKR 2025 turut menghadirkan program edukatif melalui Jelajah Cagar Budaya Benteng Saboega pada 22 November. Kegiatan ini mengajak pelajar menjelajahi situs bersejarah yang memegang nilai penting bagi pengetahuan serta identitas Halmahera Barat. Program ini dinilai strategis sebagai upaya menumbuhkan kepedulian generasi muda terhadap warisan budaya.
Penutupan PBKR 2025 diselenggarakan melalui Malam Apresiasi Budaya serta Pesta Rakyat di Area Festival Teluk Jailolo.
Pertunjukan seni serta hiburan daerah menjadi pamungkas yang memadukan euforia perayaan sekaligus penegasan komitmen masyarakat Halmahera Barat untuk merawat tradisi demi masa depan yang lebih kuat.**


















